Selasa, 20 Desember 2016

TOKOH TOKOH MUDA DESA SEMBULUH

20 Desember 2016, Pukul 13.15 WIB
Oleh : Silpanus


    Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II, merupakan dua desa yang berada di wilayah Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah Negara Indonesia dan termasuk desa yang hanya dibatasi oleh badan jalan sehingga tidak ada jarak tempuh  yang jauh untuk saling berinteraksi di dua Desa ini, mayoritas penduduk di dua Desa ini beragama Islam dengan beragam jenis pekerjaan yang di geluti, seperti tenaga guru, tenaga kesehatan, buruh pabrik, petani, nelayan, tukang kayu, tukang bangunan, pedagang, layanan jasa seperti supir taxi  sehingga cukup menggerakkan segi segi perekonomian yang cukup signifikan bagi kedua desa untuk masa sekarang, 

    Sebelum masuknya perkebunan sawit di wilayah kedua desa ini akses transportasi dirasa kurang begitu lancar dan tidak jarang harus dilakukan beberapa hari mengingat kesulitan medan jalan yang harus di lalui, namun setelah masuknya perkebunan sawit, akses jalan terasa begitu mempermudah mobilitas penduduk dan juga beberapa system perekonomian yang ada di dua desa ini, jika beberapa tahun yang telah lalu kedua desa ini bisa dikatakan sebagai desa yang cukup terisolir karena relative sulitnya medan jalan yang di lalui tapi sekarang kedua desa ini tidak lagi menjadi desa yang terisolir berkat akses jalan yang bisa dilalui dan efek positif dari perkebunan sawit hingga untuk pergi pulang dari kedua desa ini ke kabupaten Kotim ataupun ke tempat lain bisa dilakukan dalam satu hari.


    Kemajuan kedua desa ini tidak lepas dari campur tangan Pemerintah Kabupaten Seruyan yang dengan konsep pembangunannya untuk melepaskan keterisolasian beberapa desa yang berada di wilayah pemerintahannya, di samping itu juga peran dari perangkat desa dan tokoh masyarakat menjadi factor pendorong dalam turut serta mengembangkan program program yang sudah menjadi sasaran tujuan yang harus di capai guna kepentingan masyarakat kedua desa. 

    Sebagai penyeimbang bahkan bisa di katakan sebagai inspirator kemajuan kedua desa ini adalah munculnya beberapa tokoh tokoh muda yang memiliki konsep pemikiran maju dengan basic ilmu dan teori yang berbeda namun mampu memberikan perubahan yang modern untuk kemajuan masyarakat di kedua desa ini terutama dalam perkembangan pendidikan yang ada, pada era tahun 2000 an sekolah menengah pertama (SMP) yang menjadi tingkat sekolah tertinggi di kedua desa ini, dan jika ingin melanjutkan ke jenjang SMA maka putra putri di kedua desa ini harus meninggalkan kampung halamannya untuk bersekolah di Sampit ataupun ke Kuala Pembuang, 

    Konsep untuk mendirikan sekolah SMA walaupun berstatus swasta lahir dari tokoh tokoh muda seperti Supriadi, Tahriansyah dan beberapa orang lainnya. Supriadi seorang pegawai puskesmas dan biasa di sebut Mantri Yadi saat itu membentuk sebuah yayasan pendidikan yang bernama Yayasan Kertapati, yayasan inilah menjadi cikal bakal dari payung pendidikan sebuah sekolah SMA swasta pertama kali di Desa Sembuluh yang bernama SMA Kertapati hingga sekarang Yayasan  Kertapati ini masih tetap eksis.

    Dengan berbagai keterbatasan baik dari segi dana, tempat dan tenaga guru SMA Kertapati berjalan dibawah kendali Yayasan Pendidikan Kertapati yang di ketuai oleh mantri Yadi, cukup banyak pengorbanan yang di korbankan oleh beliau tidak hanya pikiran, tenaga, bahkan gaji sebagai tenaga kesehatan yang diterimanya dari pemerintah terpaksa harus di berikan untuk membayar honorarium guru guru yang mengajar, perjuangan untuk membuktikan bahwa di Desa Sembuluh sudah sangat layak di dirikan SMA. 

    Tahun demi tahun di perjuangkan oleh beliau dan rekan rekannya mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten Seruyan, ditambah lagi tokoh tokoh masyarakat Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II mempersiapkan lahan yang siap di hibahkan untuk menyambut pendirian sekolah menengah atas, dan harapan itu sampai di tahun 2005, sebuah unit sekolah baru (USB) SMA Negeri-1 Danau Sembuluh didirikan untuk selanjutnya menerima estafet pendidikan yang sudah di rintis oleh mantri Yadi (Supriadi, dkk) khususnya dalam perkembangan pendidikan sekolah menengah atas untuk sepenuhnya menjadi kewenangan Dinas Pendidikan dan Pemerintah Kabupaten Seruyan.

    Semangat yang tertanam dalam pengabdian seorang mentri Yadi tidak pupus seiring perkembangan SMAN-1 Danau Sembuluh yang kian berkembang dan berbenah diri di tangan Pemkab Seruyan, beliau dengan Yayasan Pendidikan Kertapatinya mendirikan kembali sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang di beri nama SMK Kertapati dan masih eksis hingga sekarang, 

    Pendirian sekolah kejuruan ini dengan melihat situasi dan kondisi perkembangan lingkungan dan prospek usaha yang ada di wilayah Desa, dengan banyaknya pembukaan lahan perkebunan sawit yang ada oleh investor dalam dan luar negeri membuat beliau berpikir positif bahwa alangkah baiknya jika para anak anak desa yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, ingin bekerja di perkebunan tetapi mempunyai ketrampilan dan keahlian yang di butuhkan oleh pihak perusahaan dan itu sudah di dapati di bangku sekolah, sehingga berdirilah SMK Kertapati dengan jurusan Agribisnis. 

    Hingga sekarang SMA Negeri I Danau Sembuluh dan SMK Kertapati Danau Sembuluh merupakan sekolah kebanggaan bagi Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II yang lahir dari sebuah gagasan dan tindakan positif dari tokoh muda seperti Supriyadi (mentri Yadi alias Amang Yadi).

    Tokoh muda lainnya yang juga mempunyai gagasan untuk kemajuan dunia pendidikan di Desa Sembuluh adalah Zainal Arifin, S.Pd.I, seorang alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya dan berprofesi sebagai tenaga pendidik di SDN-2 Sembuluh I, mengabdikan dirinya dalam sebuah Yayasan Pendidikan mendirikan sebuah sekolah setingkat SMP yakni MTs, hal ini lahir dari konsep pemikiran beliau bahwa mayoritas penduduk di Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II beragama Islam dan sebagai bentuk wajah pendidikan yang Islami sesuai dengan notabene penduduknya perlu adanya MTs.

    Memang muncul berbagai pandangan bahwa apakah sekolah yang ada tidak mampu menampung para lulusan sekolah dasar hingga perlu didirikan MTs? Dalam bahasa sederhana Zainal Arifin, S.Pd.I menyampaikan bahwa SMPN-2 Danau Sembuluh adalah kebanggaan bagi Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II dan sampai kapanpun akan mampu menampung setiap peserta didik baru, walaupun tidak berdiri sebuah MTs, SMP yang ada akan tetap mampu menampung.

    Keberadaan MTs hanya merupakan pendidikan dengan sedikit warna berbeda khususnya dalam penerapan kurikulum, barangkali saja ada masyarakat yang menginginkan putra putrinya lebih senang dengan kurikulum yang kadar islaminya lebih dalam maka menyekolahkan di MTs karena sebagian besar kurikulumnya mengarah ke hal tersebut.

    Jika dilihat dari keberadaan sekolah yang ada di Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II berdirinya satu SMP dan satu MTs, atau satu SMA dan satu SMK masih sangat layak mengingat perkembangan penduduk yang cukup banyak, disamping itu juga penduduk yang berada di perusahan perkebunan yang menyekolahkan putra putrinya ke Desa Sembuluh. 

    Pengabdian di bidang pendidikan lainnya, Zainal Arifin, S.Pd.I juga dipercaya oleh pihak Universitas Darwan Ali untuk membuka kelas bagi Mahasiswa UNDA untuk wilayah Desa Sembuluh, program ini masih berjalan hingga sekarang dan dapatlah di katakan jika dimasa sekarang di akhir tahun 2016 Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II merupakan sentral perkembangan pendidikan untuk wilayah Kecamatan Danau Sembuluh karena tingkat pendidikan yang ada sampai batas perguruan tinggi, dan para tokoh tokoh muda Desa Sembuluh sebagai penyeimbang dari perkembangan masyarakat di desa ini.

Sutrismo
    Tokoh muda yang bergerak di luar jalur pendidikan adalah Sutrismo, beliau bekerja satu atap dengan mentri Yadi di Puskesmas Danau Sembuluh peran nyata yang ditunjukannya untuk perkembangan desa sembuluh adalah pada bidang bidang social, kepemudaan seperti karang taruna. 

    Kegiatan kegiatan keagamaan dan kegiatan kegiatan hari besar lainnya, dalam memobilisasi massa untuk melaksanakan kegiatan kegiatan positif beliau bersama karang taruna dan gerakan remaja masjid selalu dapat menyelesaikan pekerjaan pekerjaan dengan baik, respon positif masyarakat cukup memberikan dukungan bagi setiap program program yang dijalankan oleh beliau.


Mengutip dari sebuah kata bijak

"Beri Aku 10 Pemuda, Maka Akan Kuguncang Dunia!" (Soekarno)

Senin, 19 Desember 2016

SMAN-1 DANAU SELULUK_Asam Baru

Asam Baru 29 Nopember 2016, Pukul 17.15 WIB
Oleh : Silpanus

Lokasi Pembangunan
USB SMAN-1 Danau Seluluk

    Kecamatan Danau Seluluk yang merupakan daerah pemekaran di wilayah Kabupaten Seruyan pada tahun 2016 ini mendapatkan unit sekolah baru (USB) dari Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Diktoran Pembinaan SMA dalam kegiatan penyediaan dan peningkatan layanan pendidikan SMA khususnya untuk wilayah Kecamatan Danau Seluluk merupakan harapan yang menjadi kenyataan bahwa di wilayah ini bisa mendapatkan bantuan USB tersebut sehingga untuk layanan pendidikan yang ada tidak lagi terlalu merepotkan bagi penduduk sekitar untuk menyekolahkan putra putrinya pada jenjang SMA. 

    Selama ini untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMA masyarakat Kecamatan Danau Seluluk pada umumnya menyekolahkan putra putrinya di Kecamatan Hanau mengingat di Kecamatan Hanau ini memiliki dua Sekolah Menangah Atas dan dua Sekolah Menengah Kejuruan, dengan dibangunnya USB SMAN-1 Danau Seluluk yang mana pada tahun 2017 ini akan memulai menerima peserta didik baru dan kemungkinan besar para lulusan sekolah menengah pertama yang ada di Kecamatan Danau Seluluk menjadi prioritas utama untuk menjadi peserta didik baru tahun ajaran 2017/2018.

Ruang Guru, Kantor Dan Ruang Kepala Sekolah

    Pembangunan USB SMAN-1 Danau Seluluk yang 100% menggunakan dana APBN ini terhitung tanggal 21 Juni 2016 mulai di bangun dengan limit waktu yang di tetapkan selama seratus delapan puluh hari (180) diharapkan dapat selesai, sehingga target untuk penggunaan USB dapat terealisasi pada tahun ajaran 2017/2018 pada bulan Juli 2017 mendatang. 

    Lokasi perbukitan menjadi tempat didirikannya USB ini dan konsekwensi yang tidak bisa di hindari adalah model bangunan yang harus menyesuaikan lokasi dataran tanah yang ada dengan tingkat kemiringan yang berbeda sehingga posisi bangunan yang satu dengan posisi bangunan yang lain tidak simetris atau sama tinggi rendahnya posisi bangunan, akan tetapi secara umum pembangunan telah sesuai dengan rancang bangun berdasarkan spesifikasi bahan dan gambar yang ada dan selalu di pantau oleh pengawas dan konsultan bangunan yang sudah ditunjuk untuk mengawasi dan mengevaluasi kerja panitia pembangunan.

    Memasuki bulan Nopember dan Desember dimana curah hujan meningkat menjadi factor alam yang dirasa cukup menghambat laju pekerjaan para tukang untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak jarang harus terpaksa terhenti sejenak karena tidak bisa melanjutkan pekerjaan di bawah terpaan hujan, dalam pengadaan material sebagaian besar di peroleh dan di datangkan dari Sampit sehingga memerlukan jarak tempuh kurang lebih sebelas jam untuk perjalanan pergi pulang, sejauh ini tidak di jumpai kendala kendala serius yang di hadapi di dalam pembangunan USB SMAN-1 Danau Seluluk. 

    Peran serta dari berbagai pihak yang di beri kepercayaan dalam pekerjaan melaksanakan tugasnya dengan baik, animo dari masyarakat sekitar dan pemerintahan Desa, Kecamatan bahkan Kabupaten turut memberikan dukungan untuk penyelesaian program bantuan pembangunan unit sekolah baru (USB) ini berjalan dengan semestinya sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan, sehingga target penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 untuk jenjang SMA di wilayah Kecamatan Danau Seluluk dapat terealisasi dengan tepat.

    Dengan berdirinya USB SMAN-1 Danau Seluluk dan USB SMAN-1 Batu Ampar menambah deretan sekolah menengah atas di Kabupaten Seruyan khususnya yang berstatus SMA Negeri yang meliputi SMAN-1 Kuala Pembuang, SMAN-2 Kuala Pembuang berada di Kecamatan Seruyan Hilir Kuala Pembuang,  SMAN-1 Danau Sembuluh, SMAN-2 Danau Sembuluh berada di Kecamatan Danau Sembuluh Di Desa Sembuluh II dan Desa Telaga Pulang, SMAN-1 Danau Seluluk berada di Kecamatan Danau Seluluk  Asam Baru, SMAN-1 Hanau berada di Kecamatan Hanau  Pembuang Hulu, SMAN-1 Batu Ampar berada di Kecamatan Batu Ampar Desa Sandul, SMAN-1 Seruyan Tengah  Rantau Pulut, SMAN-2 Seruyan Tengah Desa Sukamandang (red), SMAN-1 Seruyan Hulu berada di Seruyan Hulu Desa Manjul dan harapan selanjutnya adalah semoga di Kecamatan Seruyan Raya berdiri SMA Negeri


10 % Pembangunan Ruang Guru, Kantor dan
Ruang Kepala Sekolah


80% Pembangunan Ruang Guru, Kantor dan 
Ruang Kepala Sekolah

Finishing : Pembangunan Ruang Guru, Kantor dan 
Ruang Kepala Sekolah
80 % : Pembangunan Ruang Kelas


Finishing : Pembangunan Ruang Kelas



80 % : Pembangunan Ruang Laboratorium
dan Perpustakaan
 
Finishing  : Pembangunan Ruang Laboratorium
 


Finishing  : Pembangunan Ruang Perpustakaan


Pembangunan WC Siswa

Kamis, 15 Desember 2016

HONORER 15 TAHUN

Sembuluh II, 05 Desember 2016, 10.15 WIB
Oleh : Silpanus

Bu.Sunarsih
Sosok ibu yang bergelut di dunia pendidikan dalam pengabdiannya di Desa Sembuluh I dan Desa Sembuluh II untuk mencerdaskan generasi muda tidak diragukan lagi walaupun hingga sekarang masih berstatus guru honorer, kiprahnya untuk membantu pendidikan baik di tingkat SD, SMP hingga SMA pernah di rasakan dan dilaluinya  beberapa tahun yang silam, hingga tidak jarang sebutan yang diberikan rekan kerjanya pada sosok ibu ini adalah Guru Besar mengingat pengabdiannya yang pernah di laluinya tersebut. Sekarang bu Sunarsih mengabdikan dirinya di SMP Negeri-2 Danau Sembuluh di usia yang sudah berpengalaman dalam menghadapi pendidikan generasi muda, hal ini dikarenakan masa 15 tahun mendidik dan mengajar memberikan input bagi pribadinya dan output yang dapat di lihat dari peserta didik yang di masa sekarang sudah menjadi orang orang yang mandiri dan mendapatkan pekerjaan yang layak, bahkan dijumpai pula alumni peserta didik yang pernah di bimbingnya semasa sekolah sudah menjadi guru dan berstatus PNS, sementara beliau hingga sekarang masih berstatus guru honorer. 



Harapan bu Sunarsih untuk diangkat menjadi PNS bukanlah hal yang ingin di paksakannya, namun jika ada secercah harapan untuk berubah status dari honorer menjadi PNS setiap orang pasti menginginkannya begitu juga yang akan dirasakan oleh beliau, pemikiran itu disadari oleh beliau karena jika mengikuti presedur umum penerimaan CPNS dengan jalur pada umumnya maka tidak akan bisa diikuti lagi, mengingat usia yang sudah melampaui batas dan masalah usia untuk mengikuti tes CPNS sudah final berdasarkan ketentuan yang berlaku, namun kebijakan pemerintah dalam pengangkatan CPNS dari jalur honorer melalui pertimbangan pertimbangan hukum yang ada tentunya bukan hal yang mustahil kesempatan untuk bu Sunarsih bisa di angkat menjadi PNS barangkali juga ada. Mengingat beliau sudah sangat lama menjadi guru honorer, hal ini lah yang hingga sekarang dengan sangat sabar di nantikan oleh beliau untuk dapat menikmati habis gelap terbitlah terang.


Di sela sela kesibukan sebagai tenaga pengajar dan pendidik di SMPN-2 Danau Sembuluh, beliau menawarkan jasanya menerima orderan jahitan pakaian dari teman teman sekerja, kemampuannya untuk membentuk pakaian dinas dari teman teman sekerja dilakukan untuk mencukupi biaya kebutuhan hidup dan pendidikan anak anaknya yang masih bersekolah. Keahlian sebagai tukang jahit pakaian tidak diragukan lagi oleh teman teman sekerja yang sudah menjadi pelanggan tetapnya, bahkan para peserta didik pun meminta bantuannya untuk di buatkan pakaian seragam sekolah, aktifitas yang dilakukannya bukanlah untuk menjadi ladang bisnis yang menggiurkan ataupun menguntungkan bagi bu Sunarsih, hal itu di lakukannya hanya sebatas mengisi waktu waktu luangnya saja seperti saat liburan sekolah, disamping itu juga jahit menjahit yang dilakukan hanya dilakukannya sendiri saja tanpa ada tenaga lain yang membantunya, sehingga order jahitan pun terbatas berdasarkan kemampuan beliau saja. 


Pekerjaan lain yang di lakukan oleh beliau di waktu senggangnya adalah sebagai petani, disaat liburan sekolah atau disaat tidak ada pekerjaan menjahit beliau bersama suaminya beraktifitas sebagai petani, yang menanam padi di tanah milik yang diperoleh secara turun temurun dari orang tuanya yang hingga sekarang tanah itu menjadikan tempat paling menyenangkan untuk beliau mendapatkan butiran butiran padi yang akan di olah menjadi beras sebagai penyambung hidup keluarga dan beberapa tetangga yang turut juga merasakan beras dari butiran padi yang baru di katam.
Aktifitas tersebut hanyalah mengisi waktu waktu kosong disaat tidak mengajar karena liburan atau disaat hari minggu, sejatinya yang menjadi pekerjaan utama bu Sunarsih adalah mendidik dan mencerdaskan putra putri bangsa yang ada di Desa Sembuluh, Desa yang indah, salah satu desa yang berada di Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah Negara Indonesia.


Semoga HARAPAN bu Sunarsih dapat menjadi kenyataan berkat orang orang yang perduli walaupun tidak terlihat rupa dan tidak di ketahui perjuangannya tapi berhati baik dan iklas untuk memperjuangkan nasib guru guru honerer khusus bagi guru guru honerer di Desa Sembuluh

Rabu, 30 November 2016

Dunia Kami_cerpen

Dunia Kami_cerpen
29 Nopember 2016, 20.57 WIB
Oleh : Silpanus


“Mangnya di apai Uji kam Gandut!”.
Ujar Reyhan penasaran

    Tak banyak yang bisa di lakukan mereka selain bermain dan bermain, tatapi begitulah dunia anak anak yang penuh dengan kesenangan dan kita tanpa menyadarinya juga bahwa dibalik keluguan dan kepolosan mereka terhadap pemanfaatan teknologi seperti handphone, tablet, PS, PC untuk bermain kadang kadang mereka lebih tahu dan lebih pandai daripada orang dewasa yang hingga sekarangpun ada yang masih belum sepandai mereka dalam bermain game di dunianya dan impact dari permainannya juga dapat diekpesikan dengan tingkah lakunya di dalam kelompok kelompok kecil mereka. 

    “Eh yu, jangan kawani Bara, inya nakal!”. Ujar Adra sambil mendekati Sio yang lagi asyik main game minicraf di handphone ayahnya. 

    “Waduhlah, jangan am kita mangawalinya lagi mun kitu eh?”. Balas Sio tanpa memperhatikan Adra yang mendekatinya. 

    “Eh gandut, (gandut panggilan untuk Adra yang biasa digunakan Reyhan karena badannya yang gemuk) kita ke kelas Uji yo!”. Kata Reyhan yang tergesa gesa mendekati temannya itu. 

    “Malas aku ah, apa inya tu manakutaniku!”. Kata Adra. 
    “Mangnya di apai Uji kam Gandut!”. Ujar Reyhan penasaran. 
    “Semalam aku di kateknya pakai gatah!”. 
    “Kanalah dikateknya tu!”. 
    “Untung kada kana, jaka kana ku tawak tu pang inya!”.

“Bujur am jar Adra to, aku semalam disimburnya pakai banyu jua!”. Ujar Sio ikut berunding. 
“Basahlah kam Sio disimburnya!”. Ujar Reyhan. 
“Basah ay yah!”. 
“Ikam balaslah habis tu!”. 
“Kubalas ay, kusiram jua!”. 
“Berarti basah jua Ujinya to!”. 
“Mana inya basah, inya ganal awaknya bisa bukah laju!”. 
“Lalu pang apa!”. Ujar Reyhan penasaran 
“Yang basah tu Bara!”. 
“Maapa kana Bara lagi!”. 
“Apa sayang yo kada disiram banyu to, baik simburi Bara ja!” 
“Hahahahahahaha!”. Adra tertawa mendengar celoteh kawannya itu.

 “Sariki mamanya ikam menyimbur Bara Yu!”. Ujar Adra lagi. 
“Sarik jua pang mamanya, tapi ku padahi ay Uji yang menyimbur Bara tu!”. Ujar Sio santai. 
“Nah pas banar tu Yu, pasti Uji di hukum mama Bara ya lo!”. Kata Reyhan. 
“Dari mana kam belajar tehnik kaya itu Yu!”. Kata Adra. 
“Dari Idan pang!”. 
“Oh, orang malaysia tu kah!”. Balas Reyhan. 
“Kada pang inya to orang malaysia, tapi inya tu bisa logat malaysia, kitu Gandut ay!”. Timpal Reyhan. 
“Eh Yu, percayalah mamanya Bara ikam padahi Uji yang menyimbur Bara tu!”. Ujar Adra. 
“Jelas ay percaya, kita ne kan anak halus, jar orang tuha tu anak halus to polos, kada mungkin mangaramput, ya lo we!”. 
“Umay Yu, maumpati pak Kinoy kam lah ba uwe segala!”. 
“Biar gaya sedikit kita!”. Sahut Sio santai.
  

    Saat mereka bertiga asyik bercengkrama datanglah Zaidan membawa panah plastik mainannya’ 
“Hai orang malaysia apa yang awak bawa tu!”. Ujar Reyhan berlogat malaysia. 
“Oh! ini mainan baru awaklah, kamu mau coba ta, caranya begini!, awak masukan dulu anak panahnya ni ke dalam lobang ini, awak lihat ta!, jangan menguap terus nanti masuk lalat mulut kau nanti!”. 

    “Ya ya awak lihat lah!”. Balas Reyhan sambil memperhatikan Zaidan memprektekkan. 
“Nah sekarang kita kencangkan, lalu lepasssss!”. Ujar Zaidan memberi aba aba kepada Reyhan yang melesatkan anak panah dari busur mainan itu. 

    “Pleeeeeessssssstttttttttt!”. Anak panah itu melesat dan 
“Aduhhhh, siapa yang memanah!”. Kata pak Kinoy yang mendadak masuk kedalam ruang guru. Anak panah itu tepat mengenai dan menempel di jidat pak Kinoy. Ke empat anak anak itu dengan cepat bersembunyi di balik meja meja guru sambil menahan suara agar tidak terdengar. 

    Terdengar lagi suara pa Kinoy tanpa melepaskan anak panah yang masih menempel di jidatnya itu. “We, jangan kaya itu pang, mun kalah main tenis meja tu kada usah dendam ah!”. Ujar pak Kinoy dengan pak Santo yang saat itu sedang asyik duduk dimejanya sambil makan mie. 

    “Waduh, ada masalah apa we!, siapa yang dendam jua!, maapa panah tu nempel di jidat! Lagi model kah we!”. Ujar pak Santo heran. 
    “Nah, lempar batu sembunyi tangan pinanya ne lah!, maka sorang yang memanah kepala ku ne we!”. 
    “Hau, siapa yang mamanah ikam we!, dari tadi aku makan mie ja ne!”. 
    “Jangan dusta we!, tahu ku ja mun ikam dendam to!”. 
    “Asta lah, dituduhnya pulang aku ne!”. 
    “Ada buktinya we ay!”. 
    “Bukti apa pulang we!”. Ujar pa Santo semakin heran.


    “Ini nah buktinya we!”. Kata pak Kinoy sambil menunjukan busur panah di mejanya dekat dengan mangkok mie yang barusan dimakannya. 

    “Nah, kada tahu aku we, busur panah siapa itu!”. 
    “Jangan dusta we!, kada kaya ini ja nah! Kita tanding ulang lagi mun aku kalah lawan kam main tenis meja, berarti bujur kam we, tapi bila kam kalah maka bujur aku! Wani kada!”. Ujar pak Kinoy menantang ulang main tenis meja untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah. 

    “Ayo ay mun nang kaya itu, demi harga diri nah?”. Balas pak Santo, keduanya pun melangkah pergi menuju ruang pertarungan tenis meja jilid II. 

    “Eh, Idan! Awak tadi ya yang taruh panah di meja pa Santo!”. Ujar Reyhan heran. 
“Bukan aku yang taruh tu, tapi Adra!”. Balas Zaidan.

    “Mantap gandut!, hebat ikam ah! Belajar dari mana bisa kitu, sampai kita kada tatuduh?”. Ujar Reyhan penasaran. 
    “Dari siapa lagi yo, mun kada dari awak ini!”. Balas Adra sambil menepuk bahu Zaidan. 
“Hahahahahaha!” keempat anak itu tertawa senang, saking senangnya 

    “Buuuuuuttttt!”. 
    “Hah!, Sio bakantuttttt!!”. Teriak Adra sambil berlari keluar ruang guru. 
    “Wueeekkkk!”. Adra seperti mau muntah karena aroma itu. 
    “Kenapa kam gandut!”. Ujar Reyhan. 
    “Kada tahan aku, bau banar!”. Balas Adra sambil memegang perutnya. 
    “Kenapa buhan kam ah! Ada pesta kah!”. Ujar Fahri menghampiri Adra dan Reyhan. 
    “Hanyar habis pestanya, kam lambat datang, ini pang si Gandut sampai tamuak muak!”. Balas Reyhan santai. 

    “Akuylah kada bapadah lalu ada pesta, coba pang di telpon tadi, nyaman aku lakas jua datang! Culas lalu, amun sudah nyaman kada ingat am dengan aku ne, bila yang sakit sakit hanyar am maundang aku!”. Ujar Fahri rada protes.

    “Makanya to jangan ngalandau!, apa mun film India tarus yang di tonton! Kadada gunanya, ini, malah mamanya yang nonton film bima X, inya malah nonton mohabaten sampai jam 10!, Umanya maka sudah taguring!”. Kata Reyhan ketus, 

    “Kayapa ay yo, mun rami!”. 
    “Rami apanya!, malah dibungulinya kita menonton itu, filmnya to bakalahi, habis tu damai! Bakalahi lagi damai lagi! Bulang bulik kitu ja!”. 
    “Bujur jar Iyang to Fahri!”. Sahut Adra (Iyang, nama lain dari Reyhan). 
    “Oke, kada gen lagi aku menonton mohabaten to, aku nonton lonceng cinta ja lagi!”. Balas Fahri. 

    “Sama ja itu, film india jua!”. Sahut Reyhan. 
    “Amun kitu nonton apa ja aku yo!” 
    “Ikam to baik nonton berita ja, kaya Lawyer Club atau Mata Najwa tu nah bagus!”. 
    “Ah indahku manonton nang kaya itu, kada rami!, itu kesukaan Idan ja!”. Balas Fahri ketus. 
    “Sudah ja gen mamanderi itu, baik kita main band ja yu!”. Ujar Adra mengajak kawan kawannya. 
    “Nah sip tu, ayu bawa Siu, nyaman inya mancatok dramnya!”. 
    “Aku gitar ja eh!”. Kata Adra.

    Mereka pun kembali masuk keruangan guru mendatangi Siu dan Zaidan yang lagi gulat sampai si Zaidan menangis karena kesakitan di kunci Siu ala smack down. 

    “Akuy!, kenapa awak ne menangis lah!”. Ujar Reyhan sambil mendekati Zaidan yang terduduk di bawah meja pa Santo. 
    “Tangan awak sakit ne!”. Balas Zaidan sambil mengusap air matanya. 
    “Makanya awak tu, kalau main smack down dengan Siu harus cari wasit dulu? Supaya awak tu gak dicurangi oleh Siu tu!”. Ujar Fahri menimpali. 
    “Memangnya ikam suah dicurangi Siu juakah!”. Ujar Adra. 
    “Bah pang, bila aku main smack down dengan Siu kada suah manang! Kecuali Bara jadi wasit, hanyar am aku bisa manang malawan Siu!”. 
    “Mangnya Bara bisa mawasit jua kah!”. Ujar Rayhan penasaran. 

    “Itu wasit kadada duanya di sekolah ne, pokoknya adil banar!”. 
    “Ah, adil apanya!”. Jawab Siu protes. 
    “Bara tu kada mawasit pang, inya badua Bara tu yang mangarubuti aku ne, jelas ja aku kalah!”. Sambung Siu. 

    “Kada lawan aku ja Siu!”. Ujar Adra. 
    “Ah indahku!, ikam badua Iyang ne sudah kelas berat! Kada sanggup aku, aku ne mencari musuh di kelas ringan ja!”. 
    “Berarti yang kelas ringan tu si Idan, Fahri, Bara lah!”. 
    “Ada satu lagi!”. 
    “Siapa saikungnya lagi!”. 
    “Itu nah si Kaka!” 
    “Itu lain kelas ringan pang, mun baya tagatuk sedikit ja gugur!”. Ujar Adra. 
    “Tapi lumayan gasan percobaan!”. Sahut Siu santai. 
    “Berarti Elang kada masuk kategorilah!”. 
    “Itu lain kelasnya Adong ay!”. Ujar Reyhan (Adong nama lain dari Adra, Gandut). 
    “Inya tu di atas kita ne, ngarannya ja Elang, hakun ikam dibawanya terbang!”. 


Cancalu Kids Band

    “Hahahaha! Bujur jua jar kam Iyang ay, eh jadi kada kita main band ne!”. Ujar Adra lagi. 
    “Hah, main band! Awak boleh ikut ta!”. Sahut Zaidan yang sudah tidak menangis lagi. 
    “Boleee, tapi awak duduk sajeeee!”. Balas Reyhan.

    Anak anak itu pun kemudian menuju studio musik untuk bermain band, sesampainya di dalam mereka kemudian menggunakan alat masing masing untuk memainkan sebuah musik yang sampai sekarang tidak diketahui nadanya dengan tepat. 

    “Iyang, lagu apa yang kita bawa ne!”. ujar Adra sambil memegang gitar siap untuk di cabik cabik seperti gitaris profesional. 
    “Lagu biasa ja dulu lah, yang rajin kita bawa semalam tu nah!”. Balas Reyhan yang sudah siap di posisi keyboardnya. 

    “Oh. Lagu pok ame ame belalang kupu kupu tu kah!”. Ujar Fahri dengan mickroponenya sebagai vocalis handal. 

    “Ya bujur!, jangan sumbang Fahri, semalam tu sumbang banar kada pas dengan musiknya!”. Balas Reyhan. 

    “Ah!sama haja! Musiknya gen kada karuan bunyinya!”. Celetuk Fahri. 
    “Eh tunggu dululah setumat, aku handak bakamih dulu nah, sudah kada tahan!”. Ujar Siu yang keluar dari lokasi drumnya 

    “Sama ja nah, aku gen handak bakamih jua setumat!”. Sahut Adra sembari meletakan gitar saktinya seperti film satria bergitar. 
    “Jangan lawas!!”. Kata Reyhan. 

    “Dimana kita bakami Yu!”. 
    “Kada tahu jua nah!, wc nya bau banar!, disini ja gen lah, kada papa jua kalo!”. 
    “Iih hah! Kita masih halus jua, kada kana UU Fornografi jua kalo!, paling sariki mama ja kena!”. Sahut Adra.

    ”Hehehe! paling di kuciaki mama kam kena lah!”. Ujar Siu santai, mereka berdua pun dengan tenang menyirami bumi pertiwi, lagi asyik asyiknya menyirami mereka terkejut. 

    “Adraaaaaaaaa!!!, jangan bakamih di situuuuuuuuuuu!!!”. Tiba tiba terdengar suara teriakan dari dalam ruang guru. 

    “Nah, apa tiya!, dikuciaki mama kam Dong!”. Ujar Siu buru buru 
    “Ayu lakasi!, kaburrrrrrrrr!”. Balas Adra sambil merapikan celananya kemudian mereka berdua kembali bergabung dengan grup bandnya yang terkenal dengan nama Cancalu Kids Band yang sudah melalang di dunia maya.




Senin, 28 November 2016

MULEN MENGGAPAI CITA_cerpen

Mulen Untuk Mengapai Cita
Sembuluh II,28 Nopember 2016, 11.30 WIB Oleh : Silpanus_Cerpen



    Bel masuk terdengar dari kejauhan, sirene tanda masuk belajar dibunyikan pertanda pelajaran akan segera di mulai, “Merry! Ayo cepat jalannya jangan kaya penganten sunat!”. Tegur Hamim yang nampak melebarkan langkah kakinya. 

    “What! Penganten sunat kata mu!”. Sahut Merry lalu buru buru melebarkan langkah kakinya hingga menyusul langkah Hamim yang kelihatan diburu nafas kelelahan. 

    “Cape ya!, makanya jangan badan yang di besarkan, efek makan terus tuh jadi melar tuh badan!”. Ejek Merry. Kedua pelajar SMAN-1 Danau Sembuluh itu akhirnya tiba juga di depan pagar sekolah. 

    “Stop!! Sudah tahu terlambat mau langsung masuk, tidak bisa!”. Tegur pak Saleh berdiri di pos jaga sambil memegang pentungannya nb.jangan gagal paham ya, pentungan adalah semacam alat yang terbuat dari karet panjang berwarna hitam digunakan untuk memproteksi diri dari ancaman yang membahayakan diri

    “Maaf pak, tadi kami di hadang oleh anak anak tidak sekolah, mereka mau memalak kami pak, benar pak gak bohong!”. 

    “Iya pak Saleh, benar kata Merry, tadi kami mau di begal pak?”. Balas Hamim.
    “Ah, kalian ini pandai bohong, mana ada begal di sini, ini akal akalan kalian berdua saja supaya bisa masuk, sudah tahu terlambat pakai tipu tipu segala, gak ngaruh tahu!”. Kata pak Saleh tegas. 

    ”Ayolah pak! Ijinkan kami masuk, nanti kalau saya tidak masuk sekolah hari ini maka besar kerugian yang saya alami pak, kalau pak Saleh tidak percaya belahlah dadaku ini pak! Saya tidak bohong pak!

“Hus!, Mer!, ngapain kamu pakai kata kata belahlah dadaku, memangnya kamu mau mati ya!”. Bisik Hamim. 
    “Apa lagi katamu!, kamu pikir kamu ayam potong yang nyuruh nyuruh gitu, dasar kampret!, pokoknya kalian tidak boleh masuk, sampai ada instruksi dari pimpinan!”. Tegas pak Saleh saraya menuju kursi singgasananya.

    “Gawat kita Hamim, rugi besar saya hari ini!”. “Ini gara gara kamu juga, jalan kaya penganten akhirnya terlambat kita sampai sekolah!”. 

    “Saya tadi sebenarnya lagi kesakitan Mim, jadi gak bisa cepat cepat jalannya!”. 

    “Emangnya sakit apa Mer!”, 
    “Ssst, jangan keras keras nanti kedengaran pak Saleh!”. 
    “Iya tau, emangnya sakit apa juga!”. 
    “Saya, lagi sakit bisul Mim!”. 
    “Hahhhhhhh!!! Kamu kena bisul Mer!”. Kata Hamim terkejut dengan nada keras, hingga pak Saleh jadi terkejut dan air teh yang mau diminumnya tumpah kena baju kerennya. 

    “Astaga!!!, ternyata kamu lagi kena bisul ya, kenapa tidak bilang dari tadi!”. Kata pak Saleh seraya turun dari kursi tahtanya. 

    “Kamu sih Mim, saya bilang jangan keras keras, jadi kedengaran pak Saleh tuh!”. “Kalau kamu kena bisul, kenapa bohong tadi, nyebut nyebut di begal segala, sana cepat masuk!”. Sambung pak Saleh sambil membuka gembok gerbang.


“Hai, gadis mulen,
saya mau beli nih!”

    Hamim dan Merry saling pandang, mereka heran kenapa tiba tiba pak Saleh mempersilahkan masuk, tanpa banyak bicara lagi mereka berdua langsung masuk ke halaman sekolah, baru saja memasuki halaman tiba tiba. “Hei, yang terlambat cepat kesini!”. Kata bu Novi yang lagi piket. 

    “Aduh, baru saja lolos dari mulut cicak sekarang masuk mulut buaya!”. 
    “What Mim, kok pribahasanya gitu!”, 
    “Apanya yang salah Mer, kamu aja yang gagal paham, otak lo bisnis mulen melulu sih!”.     
    “Memangnya yang didepan tadi cicak ya Mim, lalu sekarang buaya gitu!”. 
    “Kan sudah tua Mer!”. 
    “Ah, kamu bisa saja Mim!”. 

    “Kenapa terlambat!”. Kata ibu Novi di hadapan Hamim dan Merry. 
    “Maaf bu, tadi kami terlambat karena lamaaaaaaa di intrograsi pak Saleh!”. Kata Merry. Sementara Hamim agak melongo mendengar perkataan Merry yang tanpa wajah bersalah itu. 

    “Alasan saja, pasti kalian sengaja terlambat, ibu tidak mau tahu!! Karena kalian berdua terlambat, kalian berdua berdiri didepan tiang bendera sambil hormat, ayo kerjakan!”. Kata bu Novi tegas. Hamim dan Merry akhirnya berjalan menuju tiang bendera tempat paling bersejarah untuk anak anak pelajar yang selalu melakukan pelanggaran kedisiplinan. 

    “Mim, rasa rasanya bisul saya pecah juga ne Mim!”. 
    “Ah, yang benar saja Mer, jadi tambah malu nanti kita, tahan dulu lah! Jangan sampai pecah!”.
    ”Hallo, bisul nanti ya kamu pecah!”.Ujar Merry bercanda sendiri. 
    “Hai, gadis mulen, saya mau beli nih!”. Kata Johanes yang tiba tiba menghampiri Merry dan Hamim yang dalam posisi hormat bendera. 
    “Gila kamu Jo, apa tidak lihat saya lagi di hukum!”. 
    “Iya, saya lihat Mer, tapi sayakan cuma tanya saja mulennya pagi ini ada nggak!”. 
    “Nanti, jam 9 mulennya di antar!”. Sahut Merry ketus. 
    “Hei, itu Johanes ngapain kamu di situ, apa kamu mau hormat bendera juga!”. Kata bu Novi yang melihat tingkah Johanes. Buru buru Johanes ambil langkah seribu menuju kelasnya.

“Hai, gadis mulen,
apa mulennya ada hari ini!”.

    “Hai, gadis mulen, apa mulennya ada hari ini!”. Kata Rahmadani yang mendadak ada dibelakang Merry yang sedang focus menjalani hukumannya. 

    “Astaga!!, kamu bikin saya kaget saja, untung bis….!”. Mendadak Merry menghentikan kata katanya karena tangan Hamim mencubit pahanya. 

    “Sssssttt.. diam!”. Ujar Hamim. Begitu juga Rahmadani mendadak terdiam dan nampak meringis kesakitan sambil memegang kepalanya. Hamim heran dengan tingkah Rahmadani yang mendadak seperti orang kesakitan. 

    “Kenapa kamu Dani!”, 
    “Saya juga herman Mim?”. 
    “Heran, maksud kamu?”. 
    “Iya Mim, masa tiba tiba ada sepatu slop 5 cm kena kepala ku!”. 
    “Siapa yang melempar Dan!”. 
    “Itu yang saya heran, kalau bu Novi gak mungkin, saya lihat ibu masih pakai slopnya!”, 
    “Lalu siapa yang melempar!”. Kata Dani heran sambil berlalu menuju kelasnya. Mendadak dari belakang ruang perpustakaan muncul bu Fuah sambil berjalan timpang, kaki sebelah menggunakan slop kaki sebelahnya tanpa slop. 

    “Eh, kalian lihat slop ibu gak!”. Kata bu Fuah menghampiri Hamim dan Merry yang masih berdiri. 
    “Oh jadi ibu yang melempar slop tadi ya!”. 
    “Iya Mim, tadi ibu lagi melempar buah jambu di belakang situ, oleh gak ada kayu, jadi ibu lempar pakai slop ibu, eh ternyata melenceng jauh!” 

    “Hahaha, itu slop ibu, tadi kena kepala Ramadhani bu!”. Kata Hamim nampak geli. Ibu Fuah pun mengambil slopnya dan berlalu menuju ruang guru sambil sesekali tertawa geli dengan kejadian yang terjadi. 

    “Mery, Hamim cepat kemari!”. Kata ibu Novi lewat microphonenya. Sesampainya di hadapan ibu guru Fisika itu Merry nampak berlinang air mata. 

    “Syukurlah kamu menyadari kesalahan kamu Merry, ibu harap kamu tidak lagi mengulangi kesalahan kamu itu?”. Kata ibu Novi menesehati, 

    “Jangan kamu tiru Hamim yang tidak terlihat menyesal dengan kesalahannya itu, sekarang kalian masuk kelas sana!”

Iya, saya lihat Mer, tapi
sayakan cuma tanya...

Merry dan Hamim kemudian beranjak menuju kelasnya, 
    “Mer, kamu menyesal ya sampai sampai kamu menangis begitu?”. 
    “Nyesal apanya Mim!”. 
    “Tuh, kamu menangis di hadapan ibu Novi tadi?”. 
    “Jelas saja saya menangis Mim, ini gara gara kamu juga!”. 
    “Lho, memangnya apa salah ku Mer?”. 
    “Bisul saya yang satu pecah, gara gara kamu cubit tadi!”, 
    “Hah!, jadi kamu menangis tadi bukan nyesal karena dihukum?”. 
    “Saya nangis karena bisul saya sakit Mim!” 
    “Hahahahaha, saya pikir kamu nyesal lalu nangis, eh ternyata satu bisul pecah! Hahaha?”. Kata Hamim geli.


to be countinue…

LAUK KAPAR

           PILIHAN GANDA 1.       Cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah baik ke arah horizontal maupun k...