Rabu, 30 Mei 2018

BUKU BUKU KARYA GURU ISEN MULANG


Palangkaraya, 29 Mei 2018. 15.00 WIB
Oleh : silpanus



        Gerakan literasi yang menjadi bagian dalam penerapan kurikulum 13 (K-13)  pada dunia pendidikan, merupakan salah satu cara yang di canangkan oleh Pemerintah Pusat hingga ke tingkat Pemerintah Daerah. 

        Gerakan atau misi literasi ini bermaksud menumbuhkembangkan budaya baca dan juga menulis di kalangan para peserta didik dan guru. Baik pada pendidikan di tingkat sekolah dasar hingga pada pendidikan di tingkat menengah. 

        Dengan timbulnya minat baca dan menulis, diharapkan memunculkan ransangan pola pikir yang kritis khususnya dari para peserta didik dalam menganalisis teks book yang ada, kemudian mampu memberikan pandangan mereka terhadap apa yang telah mereka baca. Tentunya untuk menghasilkan persepsi yang baik, harus didampingi oleh para guru yang menjadi fatner mereka dalam berliterasi. 

        Seringkali seiring dengan kemajuan zaman now, di era teknologi mulai berkembang. Para peserta didik disuguhkan dengan gaya bermedia social di dunia maya, yang acap kali pelan pelan menggeser sikap kalangan pelajar membaca buku. 

        Waktu untuk membaca konten konten atau status yang ada di media social mampu di habiskan dengan berjam jam. Sementara untuk membaca sebuah buku. Cepat sekali muncul rasa jenuhnya. Hal ini tentu mengundang pertanyaan dalam diri kita sebagai seorang tenaga pendidik. 

        Apakah buku yang di baca kurang menarik? Atau mereka (peserta didik.red) yang tidak memahami tentang apa yang mereka baca?. Bukankah mereka didampingi oleh para gurunya dalam berliterasi?.


        Jika di telisik penyebabnya, barangkali salah satu factor munculnya rasa jenuh itu, adalah, mereka tidak dapat berinteraksi langsung dengan teks book yang mereka baca. Jadi bukan semata mata karena bukunya kurang menarik. Mereka hanya di haruskan untuk membaca dan membaca tanpa ada memberikan respon atau intrupsi secara langsung, sehingga terkesan pasif. 

        Berbeda disaat bermedia social, saat mereka membaca suatu status, atau konten, saat itu pula mereka langsung memberikan pandangan atau pendapat mereka, dan tidak jarang memunculkan interaksi yang cepat terhadap suatu konteks yang sedang mereka bahas. Sehingga mereka pun, atau bahkan diri kita sendiri, sanggup menghabiskan beberapa jam untuk berliterasi dengan teknologi dalam media social. Jika untuk waktu sekarang, diterapkan kombinasi literasi menggunakan teknologi dengan maksud agar lebih atraktif, kemungkinan besar hal itu hanya bisa dirasakan oleh sekolah sekolah yang mempunyai teknologi yang sepadan, sementara bagi sekolah sekolah yang jauh dari jangkauan internet atau minimnya sarana teknologi tentu masih mengharapkan buku sebagai bahan literasi. 

        Upaya untuk meraih suatu nilai yang lebih baik, tentu membutuhkan proses yang tidak instan. Dan pihak pihak yang terkaitpun tidak menutup mata untuk mencapai tujuan itu. sebagai dari kepedulian untuk gerakan literasi.


        Langkah kecil yang di ambil oleh Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Tengah salah satunya adalah menjadikan Pustaka Media Guru, sebagai wadah pencetak para penulis penulis local yang ada di bumi Isen Mulang.  

        Untuk mampu memberikan input positif bagi daerah daerah yang berada di Propinsi Kalimantan Tengah, melalui buku buku yang di tulis oleh para guru. Diharapkan mampu memberikan ruang literasi yang menarik bagi para peserta didik. Minimal bagi para peserta didik yang berliterasi jika merasa kurang memahami, tentu akan lebih mudah berinteraksi dengan penulisnya, apalagi penulis buku itu berasal dari sekolah para peserta didik tersebut. 

        Langkah kecil ini, tentunya akan menjadi alat yang dianggap mampu untuk mengimbangi ketertinggalan pemanfaatan teknologi akibat minimnya prasarana dan jangkauan internet yang ada. Awalnya mungkin tidak terasa impactnya. Namun jika ada suatu regulasi terhadap gerakan literasi di Propinsi Kalimantan Tengah, dalam upaya memberikan ruang bagi buku buku karya guru yang bersangkutan, sebagai bagian literasi dalam pembelajaran di tiap sekolah. 

        Tentunya untuk masa yang akan datang, Dapat memberikan dorongan atau semangat bagi para guru guru dalam menulis buku, dan  Pustaka Media Guru bisa menjadi pilihan sebagai wadah untuk menghasilkan karya inovatif guru. Sehingga buku buku yang ditulis oleh para guru menjadi amunisi dalam gerakan literasi, khususnya di Propinsi Kalimantan Tengah.

        Diketahui bahwa tidak semua tempat tempat sekolah memiliki sarana  dan prasarana teknologi untuk dimanfaatkan sebagai bagian dari literasi, hal ini di karenakan tempat, jarak yang sangat jauh, dikarenakan luas wilayah Kalimantan Tengah yang terpisahkan oleh hutan belantara, sungai, bukit dan jurang. 

        Sehingga penyebaran sekolah sekolah yang adapun mengalami perkembangan yang tidak merata. Hal ini bukan karena “ketidakberdayaan” Pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana, Namun dalam sisi pemanfaatannya yang terkadang tidak didukung oleh prasarana lainnya. 

        Sebagai ilustrasi, suatu sekolah mendapatkan bantuan laptop, atau gadget dalam menunjang gerakan literasi, namun di tempat itu tidak ada jaringan internet, atau tower  base transceiver station (BTS)nya tidak ada. Tentunya gerakan literasi menggunakan teknologi tidak maksimal. Minimal melalui sebuah buku yang di tulis oleh guru guru local, mampu menutup lobang dari ketidakmerataan ini, karena hanya sebuah buku yang bisa menembus hutan belantara, sungai, bukit dan jurang,  yang tentunya di tulis dan dibawa sendiri oleh guru guru dari sekolah sekolah yang terisolir tersebut. 

        Pada satu sisi yang lain, hal positif yang didapat adalah, pada masa masa tertentu, setelah lahirnya para guru guru penulis, akan mengedukasi para peserta didik, sehingga mereka kelak bukan saja sebagai pembaca (penikmat) tetapi sebagai penulis (pencipta) sebab guru yang selama ini hanya sebagai pengajar, pendidik tetapi juga soorang penulis. 

        Tentu akan menjadi inspirator tersendiri bagi para peserta didik. Dengan demikian suatu saat di kemudian hari di Propinsi Kalimantan Tengah gerakan literasi berkembang dan memunculkan  para penulis penulis baru.


        Langkah kecil menuju gerakan literasi di Bumi Isen Mulang, sejalan dengan program Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Tengah, dengan menggandeng Pustaka Media Guru, memberikan pelatihan kepada 120 orang perwakilan guru berprestasi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari guru sekolah dasar hingga guru sekolah menengah atas/kejuruan yang tersebar di 14 belas Kabupaten/Kota. 

        Upaya ini menjadikan gerakan literasi pada dunia pendidikan yang ada benar benar dapat terwujud. Namun upaya untuk menciptakan suatu perubahan haruslah dilakukan secara berkesinambungan dan dengan niat tulus, dan dilakukan secara koprehensif agar gerakan literasi benar benar menjadi nyata di bumi ISEN MULANG. Akan lebih maksimal jika semua guru guru yang ada di Propinsi Kalimantan Tengah mendapatkan kesempatan yang sama, mendapatkan bimbingan tehnis dari Pustaka Media Guru, dan tentunya harus mendapat restu dari pihak pihak terkait yang ada di Propinsi Kalimantan Tengah. 

        Artinya tidak hanya kepada para guru berprestasi saja kesempatan menulis buku itu diberikan, tetapi memberikan kesempatan kepada semua guru yang lainnya untuk sama sama membangun pendidikan melalui tulisan. 

        Sebab, tidak menutup kemungkinan ada banyak potensi dari para guru yang tersebar di Propinsi ini untuk ambil bagian dalam menciptakan minat baca bagi para peserta didik. Melalui karya nyata yang di buat oleh para guru guru panutan mereka sendiri.


        Graff (2006) mendefinisikan literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis, dari sudut pandang permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang budi pekerti, dimana salah satunya adalah pembiasaan membaca 15 menit sebelum proses belajar mengajar di sekolah dilaksanakan. 
      
        Dari sisi dimensi literasi terbagi kedalam tujuh dimensi. Pertama Dimensi Bidang, pada dimensi ini terdiri dari pendidikan, adminitrasi, komunikasi, militer, hiburan dan lain sebagainya. Literasi pada suatu bangsa dapat dilihat pada dimensi ini. Kedua Dimensi Geografis, meliputi local, regional, nasional serta internasional. 

        Pada deminsi ini didasari pada tingkat pendidikan dan vokasional (kecakapan kejuruan) serta jaringan sosialnya. Ketiga, Dimensi bahasa, penekanannya pada etnis, local, nasional, regional, internasional. Ada juga yang singular dan ada yang plural. Keempat Dimensi Media. Meliputi visual, cetak dan digital. Pada zaman sekarang orang harus dapat mengandalkan kemampuannya dalam menulis dan membaca teks cetak, digital dan visual. 

        Kelima Dimensi Ketrampilan, meliputi membaca, menulis, menghitung, berbicara. Literasi seseorang tampak atau tercermin dari dimensi ini. Keenam  Dimensi Fungsi, pada  dimensi ini penekanannya lebih kepada memecahkan persoalan, mendapatkan pekerjaan, mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan mengembangkan potensi diri. 

        Dan ketujuh adalah Dimensi Jumlah, dalam hal ini lebih merujuk kepada banyak hal, seperti peristiwa tutur, bahasa, variasi bahasa, media dan bidang ilmu.


        Seberapa pentingkah literasi bagi peserta didik, menurut Lemer (1988:349) kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. 

        Jika anak pada usia sekolah permulaan  tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas kelas berikutnya. Satria Darma (2015:190) mengatakan bahwa buku adalah gudang pengetahuan untuk membangun peradaban. Jadi, membaca  buku adalah kunci untuk membuka gerbang pengetahuan dalam membangun peradaban. 

        Memiliki kemampuan literasi adalah instrument bagi warga untuk berproses menjadi sebuah bangsa yang berpengetahuan dan peradaban. Dengan kehadiran penulis penulis yang berasal dari guru, diharapkan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan minat baca para peserta didik, sehingga apa yang menjadi tujuan dari literasi bagi sekolah dapat terwujud melalui buku buku karya gurunya sendiri. 

        Sehingga suatu saat propinsi Kalimantan Tengah pada waktu waktu akan datang pelan tapi pasti, minat baca dan menulis setiap tenaga pendidik dan peserta didik mengalami progress yang lebih baik sehingga betul betul dapat merubah peradaban pada dunia pendidikan. Bersama pustaka media guru, literasi di bumi Isen Mulang akan meraih impian itu.

        Dukungan dari Pemerintah dan dinas terkait juga menjadi kekuatan yang cukup berarti untuk mewujudkan literasi yang benar benar sesuai impian semua orang, para peserta didik dan para pendidik yang tersebar melewati hutan belantara, sungai, bukit dan jurang, akan bersama sama menjadi pegiat literasi di sekolahnya masing masing. 

        Dengan buku buku yang ditulis oleh para guru yang tentunya akan menjadi inspirator bagi para peserta didik yang membaca tulisan tulisan dari orang orang yang mendidik mereka. Kita semua berharap kedepannya gerakan literasi di Propinsi Kalimantan Tengah akan mengalami perubahan yang semakin baik. 

        Dan kitapun meyakini bahwa setiap guru guru yang ada pasti dengan rasa bangga akan mengajak para peserta didik untuk lebih giat lagi membaca hasil tulisan para guru guru Kalteng, untuk menambah wawasan para peserta didik, langsung berhadapan dengan penulisnya sendiri.

BUKU BUKU KARYA GURU ISEN MULANG













































1 komentar:

Anonim mengatakan...

Selalu berkarya guru guru Kalimantan Tengah, semoga karya²mu menjadi motivasi bagi anak² didikmu

LAUK KAPAR

PELAYANAN DAN PERAYAAN NATAL DI PT.SALONOK LADANG MAS

  "Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem" (Lukas 2 : 15) Beberapa dokumentasi persiapan dalam menyambut Perayaan Natal 2024  di ...