Darlan Atjeh, 22 Apil 2018. 09.00 WIB
Oleh : Silpanus
Banyak
cara yang dilakukan oleh sebagian orang dalam mengekplorasi “Danau Sembuluh”. Salah
satu penggiat muda yang dengan lantang, memperjuangkan tekadnya untuk menjaga “Danau
Sembuluh” dari keterusikkan adalah Muhammad Yasir, seorang sastrawan muda yang
berasal dari Desa Sembuluh. Dengan jalur yang di pilih, menulis sebuah buku
yang berjudul “DANAU SEMBULUH”. Ada
banyak pesan moral yang bisa di pelajari dari tulisannya itu. Ada lagi beberapa
gerakan pemuda pemuda nelayan, yang mencoba mengeksiskan diri dalam sebuah
organisasi. Untuk tetap eksis menjadi nelayan di Danau Sembuluh. Danau Sembuluh
memberikan kehidupan penting bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Air danau
merupakan sumber kehidupan itu.
Pemandangan"Danau Sembuluh" Dari Desa Sembuluh Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah |
Dan
saya pun, ingin melibatkan diri dalam upaya mengekplorasi “Danau Sembuluh”.
Melalui jalur “SADD”. Walaupun hanya sebuah fiksi horror namun misi terselubungnya adalah semata mata ingin
menyampaikan bahwa, "Danau Sembuluh adalah sumber daya alam yang harus tetap
terjaga, asri dan lestari". Jika orang orang asyik membaca buku fiksi horror
ini, harapannya sepintas mereka juga dapat mengetahui bahwa “Danau Sembuluh”
itu ada. Dan jika banyak orang yang tahu. misal dari sepuluh orang, menjadi
seratus orang, dari seratus orang menjadi seribu orang bahkan bisa lebih banyak
yang tahu. Maka bukankah suatu “keniscahyaan”,
suatu saat Danau Sembuluh benar benar menjadi "objek wisata". Dengan begitu. Hutan
hutan alami yang ada di sekeliling Danau Sembuluh tidak tergerus oleh
kepentingan investasi hutan berdaun hijau lainnya. Dan pemprov pun akan semakin
giat untuk melindungi Danau Sembuluh.
Sebagai
awal tulisan yang saya buat dalam buku SADD, tidak lepas dari peran PUSTAKA MEDIA
GURU, sebagai penerbit dan SAGUSABU juga memberikan motivasi yang luar biasa. Suatu
ketika, ada teman yang juga tergabung dalam SAGUSABU, Dia biasa di panggil ibu
Nining, dari Kobar, ia menyampaikan cuitannya di WA group SAGUSABU “aduh
gimana ya? buku yang saya tulis, masih tipis seperti kue lapis?” katanya.
Saya pun turut cuit di WA group itu “Bu, punya saya juga tipis halamannya bu?
ayo semangat bu?. Maklumlah sesama murid di SAGUSABU yang di bina oleh
PUSTAKA MEDIA GURU, kami harus saling menyemangati satu sama lain.
Suatu
hari, saat di sekolah. Ketika saya sedang asyik menulis, seorang ibu guru dari
kumpulan ibu ibu guru paling manis di sekolah kami, biasa di panggil ibu Siti
Musliah, membawakan kue lapis. Oleh oleh dari perjalanannya. Saya pun di tawari
kue lapis itu. Sejenak sayapun memperhatikan kue lapis itu, dan saya
memahaminya, kue itu terdiri dari beberapa lapisan, baru terlihat tebal dan
disebut kue lapis dan rasanya enak sekali. Apa yang di ucapkan ibu Nining jika
bukunya setipis kue lapis, justru sebaliknya jika buku itu dibuat per episode maka
akan menjadi kue lapis yang sebenarnya. Saya pun memotivasi diri untuk menulis “Suara Aneh Ditengah Danau II” (SADD II,
SADD III dstnya), agar Danau Sembuluh, selalu hadir dalam cerita fiksi horror
saya berikutnya. Dan berharap benar benar menjadi “Danau Wisata”
sinopsis
“SUARA ANEH DITENGAH DANAU”
Buku ini berisi
tentang perjalanan beberapa orang siswa yang hendak menuju suatu tempat
menggunakan perahu untuk memancing, Icip, Moko, Cece, Desy, Ema dan Suwalin
adalah pelajar SMAN-1 Danau Sembuluh.
Tetapi di tengah
tengah danau mereka tersesat kesuatu masa, setelah masuk kedalam gumpalan kabut
putih yang tiba tiba ada di tengah danau, perahu mereka dibawa menuju kesuatu
tempat yang angker, dan didalam perahu, mereka di datangi oleh mahluk mahluk
yang menyeramkan, dan berusaha untuk menarik mereka satu persatu. Untuk menjadi
penunggu sebuah pulau angker. Selanjutnya hanya melalui sebuah ponsel mereka
bisa kembali. Bagaimanakah akhir ceritanya? Penasaran anda akan terjawab dengan
membaca utuh buku ini
Buku fiksi
horror ini lahir untuk para pembaca yang senang menjelajah buku buku fiksi
horror, ditulis dengan background para pelajar yang berseragam putih abu abu di
sebuah Desa Sembuluh, Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan Propinsi
Kalimantan Tengah, yang memiliki danau terluas di pulau KALIMANTAN.
Terima
kasih kepada CV.Pustaka Media Guru
Terima
kasih kepada Pimpinan Media Guru bpk. Mohammad
Ihsan
Terima
kasih kepada bpk Febry Suprapto,
M.Pd.I selaku MOTIVATOR SAGUSABU
Terima
kasih kepada Editor “Suara Aneh Ditengah Danau”. ibu Eni Siti Nurhayati
Terima
kasih kepada desain sampul “Suara Aneh Ditengah Danau” @Kholidsenyum
Dan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Propinsi
Kalimantan Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar